Home Top Ad

Responsive Ads Here

Ini Maksudnya Lakon Petruk Dadi Ratu

Share:
Cerita ini kisah lucu, untuk  melepaskan ketegangan pikiran, perasaan je mu, jenuh atau apapun nama istilahnya. Lakon Petruk Dadi Ratu cukup populer dalam kisah pewayangan. Berikut ceritanya. Petruk mengenang, bagaimana ia hingga menjadi raja. Alkisah, tuannya, Abimanyu menderita sakit. Abimanyu yaitu perantara, yang nantinya akan mewariskan dampar (tahta) Palasara, pendiri Astina, kepada Parikesit, anaknya. Bersamaan dengan sakitnya, pergilah ketiga wahyu yang dimilikinya, yakni wahyu Maningrat, yang membuatkan benih keratuan, wahyu Cakraningrat, yang menjaga keberadaannya sebagai ratu, dan wahyu Widayat, yang melestarikan hidupnya sebagai ratu.

 Lakon Petruk Dadi Ratu cukup populer dalam kisah pewayangan Ini Maksudnya Lakon Petruk Dadi Ratu

Ketiga wahyu itu kemudian hinggap pada diri Petruk. Ia pun jadinya sanggup menjadi raja di negara yang dinamainya Lojitengara. Ia menggelari dirinya Prabu Wel-Geduwel Beh!. Untuk kukuh menjadi raja, ternyata ia membutuhkan damper kerajaan Astina, warisan Palasara. Petruk memerintahkan kepada kedua patihnya, Bayutinaya—titisan Anoman—dan Wisandhanu—titisan Wisanggeni, anak Arjuna--, untuk mencuri tahta Palasara itu.

Kedua utusan itu berhasil membawa pulang tahta tersebut. Prabu Wel-geduwel Beh mencoba duduk di atasnya. Begitu duduk, ia pun terjungkal. Ia coba lagi berulangkali. Sang Prabu jadinya mengalah dan memperoleh bisikan melalui penasihat kerajaan bahwa supaya tidak terjungkal, ia harus memperoleh boneka yang sanggup dililing (dilihat dan ditimang).

Petruk kembali menyuruh kedua utusannya, Bayutinaya dan Wisandhanu untuk mencari boneka yang dimaksud. Tanpa memperoleh rintangan yang berarti, kedua utusannya berhasil membawa boneka itu yang tak lain yaitu Abimanyu yang sedang sakit. Ketika dipangku Prabu Wel-Geduwel Beh, Abimanyu sembuh.
Dan Abimanyu berkata, "Kamu takkan sanggup menduduki tahta itu, kalau kau tidak memangku aku".

"Pada ketika itulah saya mengalami, bahwa saya ini hanyalah kawula. Dan saya sadar, saya akan tetap tinggal sebagai kawula, tak mungkinlah saya sanggup duduk sebagai raja. Tugas saya hanyalah memangku raja, semoga ia sanggup menduduki tahtanya. Tuanku Abimanyu sanggup duduk di tahta raja sebab saya memangkunya. Kaprikornus raja itu takkan sanggup menjadi raja, kalau tidak dipangku kawula, rakyat jelata ibarat saya ini", kata Petruk sambil memandang tanah datar di hadapannya.

Dulu Petruk tidak tahu, mengapa ketiga wahyu itu pergi meninggalkan tuannya dan hinggap padanya. Sekarang ia paham, wahyu bahwasanya hanya pergi untuk sementara. Ia pergi hanya untuk nitik, menengok siapakah yang memangku orang yang kedunungan (dihinggapi) wahyu. Wahyu itu tidak asal hinggap. Dia akan hinggap pada orang yang layak dihinggapi, dan orang yang layak itu haruslah orang yang dipangku Petruk, sang rakyat dan sang kawula ini. Maka sesudah tahu, bahwa Petruklah yang memangku Abimanyu, wahyu itupun berhenti menitik dan ketiganya kembali kapada Abimanyu.

Di hadapan tanah datar itu, pikiran Petruk melayang lagi. Ia murung mengingat gugurnya Abimanyu dalam Perang Bharata Yudha. Petruklah yang menggendong mayat Abimanyu. Petruk pula yang memperabukan mayat Abimanyu menuju alam Mokshaya. "Saya ini hanyalah rakyat. Betapa pun hinanya diri saya, hanya saya yang sanggup mengantarkan Sang Raja menuju alam kesempurnaannya. Sampai ke Moksha pun, raja itu bergantung pada kawula. Hanya rakyatlah yang sanggup menyempurnakan hidup raja, bahkan ketiak ia berhadapan dengan akhiratnya", ujar Petruk.

"Memang, kawula, sang rakyat ini ada sepanjang zaman. Sementara raja itu tidaklah abadi. Ia bertahta hanya dalam masa tertentu. Ketika masa itu lewat, ia harus turun atau binasa. Sementara rakyat terus ada. Buktinya, saya ini ada di sepanjang zaman. Menjadi punakawan, hamba yang menemani penguasa dari masa ke masa, hingga hari ini. Kawula iku ana tanpa wates, ratu kuwi anane mung winates ( rakyat itu ada tanpa batas, sedangkan raja itu ada secara terbatas)", kata Petruk.

Petruk makin menyadari, siapa diri rakyat itu sebenarnya. Hanyalah rakyat yang sanggup membantu penguasa untuk menuliskan sejarahnya. "Maka seharusnya penguasa itu menghargai kawula. Penguasa itu harus berkorban demi kawula, tidak malah ngrayah uripe kawula (menjarah hidup rakyat). Kwasa iku kudu ana lelabuhane (kuasa itu harus mau berkorban). Kuasa itu bahkan hanyalah sarana buat lelabuhan, kendati ia masih berkuasa, ia tidak akan di-petung (dianggap) oleh rakyat. Raja itu bukan raja lagi , kalau sudah ditinggal kawula. Siapa yang sanggup memangkunya, semoga ia sanggup menduduki tahta, kalau bukan rakyat? Raja yang tidak dipangku rakyat yaitu raja yang koncatan (ditinggalkan) wahyu," kata Petruk.

Tapi Ki Petruk, mengapa banyak penguasa yang tak memperhatikan kawula,menginjak-injak dan menghina kawula, toh tetap sanggup duduk di tahtanya?

"Dalam pewayangan pun ada penguasa yang tak dipangku rakyat ibarat saya. Dia yaitu Dasamuka yang lalim. Dia yaitu Duryudana yang serakah. Seperti halnya hanya ada satu tahta Palasara, demikian pula hanya ada satu tahta rakyat. Duryudana berkuasa, tapi tak pernah berhasil menduduki tahta Palasara. Banyak penguasa berkuasa, tapi mereka bahwasanya tidak bertahta di dampar yang sebenarnya, yakni dampar rakyat ini", jawab Petruk.

Tiba-tiba Petruk mendengar, tanah datar di hadapannya itu bersenandung. Makin usang semakin keras bahkan menjadi senandung Panitisastra: dulu tanah itu yaitu hutan lebat yang bersinga. Singa bilang, kalau hutan tak kujaga tentu ia akan dibabat habis oleh manusia. Dan hutan bilang, kalau singa tak kunaungi dan pergi dariku, niscaya ia akan ditangkap oleh manusia. Akhirnya singa dan hutan sama-sama binasa. Singa yang tak berhutan dibunuh manusia, hutan yang tak bersinga dibabat manusia….

"Raja dan rakyat harus wengku-winengku (saling memangku), rangkul-merangkul, ibarat singa dan hutan, ibarat Abimanyu dan Petruk", kata Ki petruk menyenandung tembang Panitisastra.

( Luqman, M.Pd)

Sumber : https://herbalarema.blogspot.com//search?q=petruk-dadi-ratu

Jika ada sahabat yang lebih paham jalan ceritanya, silahkan dikoreksi. Tambahan untuk yang ingin tahu lirik lagu mp3 Petruk Dadi Ratu ini ada dibawah :

Lirik lagu: Petruk Dadi Ratu

Petruk dadi ratu
nyangga pincuk udut crutu
ratu suralaya
patuhe narada

yen lungguh
sikil jigang munggah meja
cengengas cengenges
tambur kon nabuh dewa

jreng jreng jreng jreng...
petruk dadi ratu
nyangga pincuk udut crutu
yang kuasa dewa bingung
petruk ngaji mumpung

dipolne dipolne
nggone dadi jalwa tukung
mbendino mangan
nganti wetenge mlembung

jreng jreng jreng jreng...

petruk dadi ratu
nyangga pincuk udut crutu
dadi ra karuan
ilange tatanan

ukume kuasa
wekasan si bagong teka
si petruk digeret
bali dadi menungso

jreng jreng jreng jreng...

============================

Ingin denger lagunya silahkan klik link dibawah ini :
https://soundcloud.com/cybemales/petruk-dadi-ratu-musmulyad-cybermales

No comments