Home Top Ad

Responsive Ads Here

Bayar Zakat Fitrah Dengan Uang Atau Beras?

Share:
Ada kontroversi wacana membayar zakat Fitrah dalam bentuk uang atau masakan pokok ( beras ). Banyak yang menganjurkan zakat dibayar dengan masakan pokok yang berlaku di suatu daerah, merujuk kepada perintah asal hadits. Namun, berdasarkan analisis terhadap tiga pendapat yang berbeda, membayar zakat Fitrah dengan uang lebih mendekati kebenaran, dan ini dipilih oleh Ibnu Taimiyyah.


Baiknya coba kita pahami dulu, apa itu zakat Fitrah dan apa syarat-syarat membayarkan zakat fitrah itu, coba telaah keterangan berikut ini:

A. Zakat Fitrah

Zakat fitrah tersusun dari dua suku kata zakat dan fitrah, zakat yang artinya sedekah yang diwajibkan, sedangkan fitrah atinya tabi’at, karakater, pembawaan. Zakat fitrah sanggup dikatakan zakat pribadi yang dikeluarkan Hari Raya Idul Fitri sebelum palaksanaan Shalat ‘Id dengan tujuan untuk mensucikan jiwa dan tabiat. Zakat fitrah juga dinamakan dengan zakat Fitri alasannya ialah dikeluarkan pada malam Hari Raya Idul Fitri”. Para fuqaha menyebut zakat ini pula dengan zakat kepala, zakat perbudakan, atau zakat badan.

B. Syarat – Syarat Wajib Zakat Fitrah
Zakat merupakan salah satu rukun Islam yamg lima, Oleh alasannya ialah itu, zakat fitrah wajib dikeluarkan oleh setiap orang mukmin bila telah memenuhi syarat-syarat yang disepakati oleh mazhab empat, sebagai berikut :

1. Islam

Harta yang dikeluarkan dalam zakat fitrah ialah milik orang Islam sehingga tidak wajib zakat bagi orang-orang kafir

2. Merdeka

Orang yang mengeluarkan zakat fitrah ialah orang merdeka sehingga tidak wajib terhadap budak atau hamba sahaya.

3. Adanya kelebihan dari makananya dan orang yang wajib nafkah baginya.

Bolehkan membayar zakat fitrah atau zakat yang lain dengan memakai uang? Apakah harus memperlihatkan zakat fitrah kepada orang yang berhak dalam bentuk masakan pokok?

hadits Ibnu Umar ra, “Rasulullah saw mewajibkan zakat fitrah satu sha’ kurma atau satu sha’ gandum atas umat muslim; baik hamba sahaya maupun merdeka, pria maupun perempuan, kecil maupun besar. Beliau saw memerintahkannya dilakasanakan sebelum orang-orang keluar untuk shalat.” (HR Bukhari Muslim).

Lantas, apakah boleh seseorang mengeluarkan zakat fitrah atau zakat yang lainnya dengan uang? Para ulama berbeda pendapat terkait dilema ini.

Pendapat pertama: 

Boleh membayar zakat fitrah dan yang lainnya dengan memakai qimah (mata uang).

Pendapat kedua: 

Tidak boleh membayar zakat dengan qimah (mata uang).

Pendapat ketiga: 

Diperbolehkan membayar zakat dengan qimah bila ada kemaslahatan.

Pendapat pertama ialah pendapat ulama hanafiah. Pendapat kedua ialah pendapat ulama syafi’iah dan ulama hanabilah. Sedangkan pendapat ketiga ialah pendapat Ibnu Taimiyah dan salah satu riwayat Imam Ahmad (majmu’ fatawa Ibnu Taimiyah: Jilid 25/82).

Kenapa zakat fitrah harus masakan pokok waktu itu?

Waktu zaman itu, kalau ada uang belum tentu segera sanggup dibelikan makanan. Bayangkan di zaman itu tidak ada restoran, rumah makan, mall, super market 24 jam dan sebagainya. Padahal waktu membayar zakat fitrah itu pada malam lebaran. Bisa-bisa di hari raya, orang miskin itu punya uang tapi tidak sanggup makan. Ini hanya sebuah analisa.

Jika ketika ini ( kini ) bila ada uang, fakir sanggup membeli masakan pokok dimanapun. Lagipula
alasannya ialah uang di masa itu agak kurang banyak beredar bila dibandingkan dengan makanan. Maka membayar zakat pribadi dalam bentuk masakan justru merupakan kemudahan. Sebaliknya, di masa itu membayar zakat dengan uang malah merepotkan.

Pihak muzakki malah direpotkan alasannya ialah yang dia miliki justru makanan, kalau masakan itu harus diuangkan terlebih dahulu, berarti dia harus menjualnya di pasar. Pihak mustahiq pun juga akan direpotkan kalau dibayar dengan uang, alasannya ialah uang itu tidak sanggup pribadi dimakan

Padahal hakikat zakat fitrah ialah biar para fakir miskin sanggup ikut merayakan idul fitri. Makanya masakan pokok itu lebih penting ketimbang uang ketika itu. Fithrah seringkali dimaknai dengan kesucian, kemurnian bahkan juga sanggup diartikan sebagai Islam. Di dalam salah satu sabda Nabi SAW, kita menemukan kata fithrah dengan makna Islam :

Tidak ada kelahiran bayi kecuali lahir dalam keadaan fitrah (muslim). Lalu kedua orang tuanya yang akan menjadikannya yahudi, nasrani atau majusi. (HR. Muslim)


Hadits yang diriwayatkan dari Abi Said al-Khudry


أَخْبرَنَا الرَّبِيع، قال: أَخْبَرَنَا الشَّافعي، قَالَ: أَخْبَرَنَا أنَسُ بنُ عَيَاضٍ عَنْ دَاوُدَ بن قَيْسٍ سَمِعَ عِيَاضَ بن عَبْدِ اللَّهِ بن سَعْدٍ يقولُ: إنَّ أبَا سعيد الخدري يقولُ: «كُنَّا نُخْرِجُ فِي زَمَانِ النَّبِي صَاعَاً مِنْ طَعَامٍ، أوْ صَاعَاً مِنْ أَقِطٍ، أوْ صَاعَاً مِنْ زَبِيْبٍ، أوْ صَاعَاً مِنْ تَمْرٍ، أوْ صَاعَاً مِنْ شَعِيْرٍ، فَلم نَزَلْ نُخْرِجُ ذَلِكَ حَتَّى قَدِمَ مُعَاوِيَة حَاجًّا، أوْ مُعْتَمرَاً، فَخَطَبَ النَّاسَ/ فَكَانَ فِيْمَا كَلَّمَ النَّاسَ بِهِ أنْ قَالَ: «إنِّي أَرَىٰ مُدَّيْنِ مِنْ سَمْرَاءِ الشَّامِ تَعْدِلُ صَاعَاً مِنْ تَمْرٍ، فَأَخَذَ النَّاسُ بِذَلِكَ فقال ابو سعيد ولم ازال أخرجه كما كنت أخرجه فى زمن رسول الله صلى الله عليه وسلم

Artinya :

” Diberitakan Rabi’, yang mendengar dari imam Syafi’i, imam Syafi’i mendengar dari Anas bin ‘Iyad dari Daud bin Qais yang mendengar dari ‘Iyat bin Abdullah bin Said bin Abi Sarah bahwa sebenarnya ia mendengar Aba Said al-Khudry berkata “

Adalah kami yang mengeluarkan zakat fitrah pada masa Rasulullahs.a.w, satu sha’ masakan atau satu sha’ kurma, atau satu sha’ syair atau satu sha’ anggur atau satu sha’susu (susu yang telah beku), demikian kami berbuat sampai tiba Muawiyyah yang berhaji atau berumrah maka dia berkhutbah maka dia berkata :

"Sesunguhnya saya beropini bahwa dua mud gandum syam menyamai sesha’ tamar. sehabis itu insan pun berbuat demikian”.

Selain Imam Bukhari memperlihatkan tambahan, bahwa Abu said mengatakan: ”aku tetap mengeluarkan sebagaimana saya dahulu mengeluarkannya pada masa Rasulullah s.a.w. (HR. Bukhari dan Muslem)

Itulah kutipan dari banyak sekali sumber, jadi dari ketiga pendapat diatas yang mana yang  lebih bersahabat dengan kebenaran? Sederhana saja, untuk itu simak secara benar apa itu zakat fitrah menyerupai goresan pena admin diatas, dan apa yang diajarkan nabi Muhammad SAW kepada pengikutnya. Itu lebih baik berdasarkan admin. ( RR )




No comments